Saturday, December 31, 2022
Soal nanti siapa yang dipercaya dan dipilih rakyat itu rahasia Tuhan, tapi membuktikan kita calon-calon anggota DPD bisa bekerjasama lebih awal, itu menunjukkan kita adalah manusia-manusia merdeka yang jembar manah, berjiwa terbuka demokratis dan nyaah ka rayat.
Hal tersebut diyakinkan Andri ketika ditemui wartawan di kantor KPU Jawa Barat Jl.Garut No.11 Kota Bandung (29/12/2022). Saat itu Andri bersama calon anggota DPD lainnya tengah menyerahkan persyaratan administrasi pencalonan Anggota DPD RI Dapil Provinsi Jawa Barat 2024-2029 untuk Pememilu 14 Februari 2024 nanti.
Ini untuk kedua kalinya Andri mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI Jabar setelah tahun 2019 tidak terpilih. Kata Andri ini adalah bentuk dari komitmennya agar bisa bebas merdeka memperjuangkan kepentingan masyarakat Jawa Barat.
“Karena DPD ini sipatnya perseorangan, dia tidak terganggu pihak yang berkepentingan menyuruh atau melarang, bisa bebas merdeka mengartikulasikan, memperjuangkan hal-hal strategis dan penting demi keadilan, kemajuan, kemakmuran rakyat Jawa Barat dan Tatar Sunda umumnya,“ katanya pasti.
Selain itu, Andri juga melihat DPD Jabar periode 2019-2024 ini kurang eksis dalam melakukan wacana-wacana strategis berkaitan dengan persoalan-persoalan penting masyarakat, misalnya soal pemekaran daerah, dia melihat hanya satu anggota DPD yang juga Pembina dan Deklarator Gerpis (Gerakan Pilihan Sunda), Dra. Ir. (Hj) Eni Sumarni, M.Kes, yang memperjuangkan soal pemekaran.
Menurut Andri soal Pemekaran ini penting, karena menyangkut keadilan fiskal, menyangkut keadilan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Jadi harusnya semua bersama-sama memperjuangkan persoalan-persoalan yang strategis. Termasuk ketika masyarakat Jabar menginginkan perubahan nama (menjadi Provinsi Sunda), ya harusnya sama-sama memperjuangkannya.
“Yang lebih penting lainnya adalah ketika ada proyek-proyek Nasional strategis seperti KA Cepat, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, Tol Cigatas (Cileunyi-Garut-Tasikmalaya), Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), Jatigede dan proyek bendungan lainnya itu tidak bisa kita lihat secara normatif saja akan membangun pertumbuhan ekonomi, tetapi persoalan-persoalan publik yang menimpa masyarakat Jabar misalnya ketika proyek KA Cepat membuat kampungnya jadi terisolir, ini kan kita harus bicara mewakili mereka. Membela rakyat,“ Kata Andri yang sangat hormat kepada sikap kritis Kiayi Ayi Hambali, AM Fatwa dan Bunda Eni Sumarni ini.
Dalam hal persoalan kebudayaan, Andri pun ingin menyentuh bagaimana melestarikan dan memajukan seni - budaya yang masih hidup, bagaimana menyusun strategi kebudayaan bersama-sama dengan stakeholder yang lain.
“Kalau ada strategis kebudayaan itu jelas arahnya, peta jalannya orang Sunda menjadi Sunda Unggul. Sunda Unggul itu yang kita ibaratkan dalam diskursus yang saya lakukan di Kongres Sunda yaitu “Bushido Sunda”. Manusia Sunda agar unggul di zaman milenial harus mengikuti brandsmark nya Jepang, maka saya mengatakan karakter Sunda unggul masa depan itu seperti Bushido Sunda yaitu, jujur, jembar manah, wani/leber wawanen dan perceka – ini sifat Ir. H. Djuanda yang profesional, tabligh dan fatonah. Manusia Sunda ke depan itu harus profesional dan komunikatif, gawe rancage/ pekerja keras,“ tandasnya.
Dalam sebuah wangkongan di ruang penerimaan persyaratan administrasi pencalonan anggota DPD bersama calon anggota DPD lainnya Drs. Dede Ammar, M.Pd (Ketua PGRI Jawa Barat) dan KH. Amang Syafrudin (Anggota DPD RI 2019-2024), Andri mengajak para calon DPD ini untuk tidak hanya sekedar bersaing, tapi juga bekerjasama sejak pencalonan, kerjasama di dalam mengartikulasikan kepentingan-kepentingan yang strategis (soal pemekaran, pendidikan, proyek-proyek strategis kebudayaan, ketatakerjaan, perlindungan lingkungan hidup, dsb).
“Soal nanti siapa yang dipercaya dan dipilih rayat itu rahasia Tuhan, tapi membuktikan kita bisa bekerjasama lebih awal, itu menunjukan kita adalah manusia-manusia merdeka yang jembar manah, berjiwa terbuka demokratis dan nyaah ka rayat. Tadi saya sepakat dengan Pak Dede Amar hayu babarengan sejak pencalonan mengartikulasikan kepentingan-kepentingan strategis Jabar apalagi menjelang pilpres ini nanti kita bicara kepada calon-calon presiden atas nama calon-calon DPD. Jangan sampai suara Jabar yang terbesar ini hanya jadi bancakan politik,“ pungkasnya.
***
Andri Perkasa Kantaprawira dilahirkan di Bandung 3 September 1968. Andri adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara (satu perempuan 3 laki –laki). Ayahnya, Iskandar Kantraprawira pegawai BRI (alun-alun Bandung) yang jujur, terah Ajengan Rapi Cileungcing – Garut (gurunya Abah Anom), keluarga Kantaprawira memang dari Garut. Ibunya Ecin Kuraesin, anak seorang petani kaya dan tokoh di Citarik Palabuhanratu – Sukabumi. Serta Kakeknya Iyeh kantaprawira menikah dengan cucunya Dalem Bogor Ratu Baninadjar. Jadi secara genetika Andri adalah perpaduan antara terah Garut, Bogor dan Palabuhan Ratu (Sukabumi).
Andri dibesarkan oleh kakeknya karena kakaknya sakit-sakitan, Andri kala itu hingga umur 7 tahun tinggal bersama kakeknya di Jalan Sumedang No. 4 Bandung. Kakeknya, Iyeh Kantaprawira adalah pelopor pertanian terintegrasi ketika jadi Kepala Dinas Pertanian (mengacu pada pertanian modern pake semprot pesawat, ada bank tanah, dsb) lulusan SPMA - sekolah pertanian Bogor angkatan kedua dan juga pernah jadi juru tulis/sekretaris Pak Sadikin (bapaknya Bang Ali Sadikin) jadi kakeknya bisa disebut sebagai pakar pertanian primer industri pada masa awal kemerdekaan. Jadi tak heran kalau Andri pun sejak mahasiswa menjadi pejuang agraria. Sarjana Ilmu Politik Unpar dan Magister Manajemen Stima IMI - Jakarta (2017) ini, pernah menjadi bakor pertama Mahasiswa Bandung di KPMURI (Komite Pemuda Mahaiswa Untuk Rakyat Indonesia) dalam kasus Badega - Garut.
Andri juga tercatat sebagai Aktivis Pro Demokrasi 80-an, Aktivis Gerakan Mahasiswa Islam Bandung (89-91), Pengajar Hubungan Internasional 94-95. Peneliti Kebijakan Publik 95-96, Koordinator Politik Lembaga Studi Pertahanan dan Studi strategis Indonesia 96-98, Anggota KPU Kota Bandung 2003 - 2008, Sekjen Badan Musyawarah Masyarakat Sunda (BAMMUS) Jabar 2009-2013, Insiator/Pupuhu Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis) 2017, Ketua Lembaga Bnatuan Hukum Galuh Pakuan 2018-sekarang dan sekarang Ketua SC Kongres Sunda.
Andri menikah dengan Wiyatini Sutarsih orang Ponggok Polanharjo, Klaten – Jawa Tengah, ketemu di KA Parahyangan, buah kasih sayangnya adalah seorang putra yang punya kelebihan/indigo Cakrabuana Titis Kantraparawira.
Andri adalah orang merdeka, secara riil tdk pernah bekerja formil, pernah binis walet di Subang tapi gagal karena pesaingnya mafia kuat, selepas bekerja di KPU, kini Andri bersama istrinya sukses jadi pengusaha tekstil batik. (Asep GP)***
Andri Perkasa Kantaprawira Kembali Nyalon DPD RI Jabar
Posted by
Tatarjabar.com on Saturday, December 31, 2022
Soal nanti siapa yang dipercaya dan dipilih rakyat itu rahasia Tuhan, tapi membuktikan kita calon-calon anggota DPD bisa bekerjasama lebih awal, itu menunjukkan kita adalah manusia-manusia merdeka yang jembar manah, berjiwa terbuka demokratis dan nyaah ka rayat.
Hal tersebut diyakinkan Andri ketika ditemui wartawan di kantor KPU Jawa Barat Jl.Garut No.11 Kota Bandung (29/12/2022). Saat itu Andri bersama calon anggota DPD lainnya tengah menyerahkan persyaratan administrasi pencalonan Anggota DPD RI Dapil Provinsi Jawa Barat 2024-2029 untuk Pememilu 14 Februari 2024 nanti.
Ini untuk kedua kalinya Andri mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI Jabar setelah tahun 2019 tidak terpilih. Kata Andri ini adalah bentuk dari komitmennya agar bisa bebas merdeka memperjuangkan kepentingan masyarakat Jawa Barat.
“Karena DPD ini sipatnya perseorangan, dia tidak terganggu pihak yang berkepentingan menyuruh atau melarang, bisa bebas merdeka mengartikulasikan, memperjuangkan hal-hal strategis dan penting demi keadilan, kemajuan, kemakmuran rakyat Jawa Barat dan Tatar Sunda umumnya,“ katanya pasti.
Selain itu, Andri juga melihat DPD Jabar periode 2019-2024 ini kurang eksis dalam melakukan wacana-wacana strategis berkaitan dengan persoalan-persoalan penting masyarakat, misalnya soal pemekaran daerah, dia melihat hanya satu anggota DPD yang juga Pembina dan Deklarator Gerpis (Gerakan Pilihan Sunda), Dra. Ir. (Hj) Eni Sumarni, M.Kes, yang memperjuangkan soal pemekaran.
Menurut Andri soal Pemekaran ini penting, karena menyangkut keadilan fiskal, menyangkut keadilan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Jadi harusnya semua bersama-sama memperjuangkan persoalan-persoalan yang strategis. Termasuk ketika masyarakat Jabar menginginkan perubahan nama (menjadi Provinsi Sunda), ya harusnya sama-sama memperjuangkannya.
“Yang lebih penting lainnya adalah ketika ada proyek-proyek Nasional strategis seperti KA Cepat, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, Tol Cigatas (Cileunyi-Garut-Tasikmalaya), Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), Jatigede dan proyek bendungan lainnya itu tidak bisa kita lihat secara normatif saja akan membangun pertumbuhan ekonomi, tetapi persoalan-persoalan publik yang menimpa masyarakat Jabar misalnya ketika proyek KA Cepat membuat kampungnya jadi terisolir, ini kan kita harus bicara mewakili mereka. Membela rakyat,“ Kata Andri yang sangat hormat kepada sikap kritis Kiayi Ayi Hambali, AM Fatwa dan Bunda Eni Sumarni ini.
Dalam hal persoalan kebudayaan, Andri pun ingin menyentuh bagaimana melestarikan dan memajukan seni - budaya yang masih hidup, bagaimana menyusun strategi kebudayaan bersama-sama dengan stakeholder yang lain.
“Kalau ada strategis kebudayaan itu jelas arahnya, peta jalannya orang Sunda menjadi Sunda Unggul. Sunda Unggul itu yang kita ibaratkan dalam diskursus yang saya lakukan di Kongres Sunda yaitu “Bushido Sunda”. Manusia Sunda agar unggul di zaman milenial harus mengikuti brandsmark nya Jepang, maka saya mengatakan karakter Sunda unggul masa depan itu seperti Bushido Sunda yaitu, jujur, jembar manah, wani/leber wawanen dan perceka – ini sifat Ir. H. Djuanda yang profesional, tabligh dan fatonah. Manusia Sunda ke depan itu harus profesional dan komunikatif, gawe rancage/ pekerja keras,“ tandasnya.
Dalam sebuah wangkongan di ruang penerimaan persyaratan administrasi pencalonan anggota DPD bersama calon anggota DPD lainnya Drs. Dede Ammar, M.Pd (Ketua PGRI Jawa Barat) dan KH. Amang Syafrudin (Anggota DPD RI 2019-2024), Andri mengajak para calon DPD ini untuk tidak hanya sekedar bersaing, tapi juga bekerjasama sejak pencalonan, kerjasama di dalam mengartikulasikan kepentingan-kepentingan yang strategis (soal pemekaran, pendidikan, proyek-proyek strategis kebudayaan, ketatakerjaan, perlindungan lingkungan hidup, dsb).
“Soal nanti siapa yang dipercaya dan dipilih rayat itu rahasia Tuhan, tapi membuktikan kita bisa bekerjasama lebih awal, itu menunjukan kita adalah manusia-manusia merdeka yang jembar manah, berjiwa terbuka demokratis dan nyaah ka rayat. Tadi saya sepakat dengan Pak Dede Amar hayu babarengan sejak pencalonan mengartikulasikan kepentingan-kepentingan strategis Jabar apalagi menjelang pilpres ini nanti kita bicara kepada calon-calon presiden atas nama calon-calon DPD. Jangan sampai suara Jabar yang terbesar ini hanya jadi bancakan politik,“ pungkasnya.
***
Andri Perkasa Kantaprawira dilahirkan di Bandung 3 September 1968. Andri adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara (satu perempuan 3 laki –laki). Ayahnya, Iskandar Kantraprawira pegawai BRI (alun-alun Bandung) yang jujur, terah Ajengan Rapi Cileungcing – Garut (gurunya Abah Anom), keluarga Kantaprawira memang dari Garut. Ibunya Ecin Kuraesin, anak seorang petani kaya dan tokoh di Citarik Palabuhanratu – Sukabumi. Serta Kakeknya Iyeh kantaprawira menikah dengan cucunya Dalem Bogor Ratu Baninadjar. Jadi secara genetika Andri adalah perpaduan antara terah Garut, Bogor dan Palabuhan Ratu (Sukabumi).
Andri dibesarkan oleh kakeknya karena kakaknya sakit-sakitan, Andri kala itu hingga umur 7 tahun tinggal bersama kakeknya di Jalan Sumedang No. 4 Bandung. Kakeknya, Iyeh Kantaprawira adalah pelopor pertanian terintegrasi ketika jadi Kepala Dinas Pertanian (mengacu pada pertanian modern pake semprot pesawat, ada bank tanah, dsb) lulusan SPMA - sekolah pertanian Bogor angkatan kedua dan juga pernah jadi juru tulis/sekretaris Pak Sadikin (bapaknya Bang Ali Sadikin) jadi kakeknya bisa disebut sebagai pakar pertanian primer industri pada masa awal kemerdekaan. Jadi tak heran kalau Andri pun sejak mahasiswa menjadi pejuang agraria. Sarjana Ilmu Politik Unpar dan Magister Manajemen Stima IMI - Jakarta (2017) ini, pernah menjadi bakor pertama Mahasiswa Bandung di KPMURI (Komite Pemuda Mahaiswa Untuk Rakyat Indonesia) dalam kasus Badega - Garut.
Andri juga tercatat sebagai Aktivis Pro Demokrasi 80-an, Aktivis Gerakan Mahasiswa Islam Bandung (89-91), Pengajar Hubungan Internasional 94-95. Peneliti Kebijakan Publik 95-96, Koordinator Politik Lembaga Studi Pertahanan dan Studi strategis Indonesia 96-98, Anggota KPU Kota Bandung 2003 - 2008, Sekjen Badan Musyawarah Masyarakat Sunda (BAMMUS) Jabar 2009-2013, Insiator/Pupuhu Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis) 2017, Ketua Lembaga Bnatuan Hukum Galuh Pakuan 2018-sekarang dan sekarang Ketua SC Kongres Sunda.
Andri menikah dengan Wiyatini Sutarsih orang Ponggok Polanharjo, Klaten – Jawa Tengah, ketemu di KA Parahyangan, buah kasih sayangnya adalah seorang putra yang punya kelebihan/indigo Cakrabuana Titis Kantraparawira.
Andri adalah orang merdeka, secara riil tdk pernah bekerja formil, pernah binis walet di Subang tapi gagal karena pesaingnya mafia kuat, selepas bekerja di KPU, kini Andri bersama istrinya sukses jadi pengusaha tekstil batik. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment